
Kemendiktisaintek ajak BEM jadi penggerak program Mahasiswa Berdampak
- Selasa, 3 Juni 2025 17:24 WIB
- waktu baca 2 menit

Surabaya (ANTARA) – Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengajak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk menjadi penggerak utama dalam program Mahasiswa Berdampak.
“Surabaya merupakan kota kedua dalam rangkaian sosialisasi program Mahasiswa Berdampak,” kata Tenaga Ahli Staf Khusus Menteri Bidang Tata Kelola Lembaga, Fidela Marwa Huwaida saat Bimbingan Teknis Penulisan Proposal Program Kosabangsa dan Sosialisasi Mahasiswa Berdampak yang digelar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Selasa.
Ia menekankan pentingnya peran aktif BEM dalam mendesain dan menjalankan program pengabdian masyarakat secara kolaboratif dan multidisipliner.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus harus harus kembangkan empati mahasiswa
“Program ini diharapkan menjadi wadah aktualisasi diri mahasiswa, khususnya pengurus BEM agar dapat berkontribusi langsung melalui pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan di tengah kompleksitas tantangan pembangunan nasional, mahasiswa tidak hanya menjadi bagian dari narasi perubahan, tetapi juga aktor penting dalam proses transformasi sosial.
“Ilmu yang diperoleh di kampus harus bisa menyentuh persoalan nyata di masyarakat. Kami percaya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama-sama,” ujarnya.
Reviewer Pengabdian kepada Masyarakat DPPM Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Yohana Sutiknyawati Kusuma Dewi dalam sesi bimbingan teknis menggarisbawahi pentingnya peran mahasiswa dalam merespons persoalan-persoalan sosial di berbagai daerah.
“Kalau bicara soal permasalahan masyarakat, mahasiswa nomor satu. Mereka yang pertama kali bergerak ketika ada hal yang tidak sesuai,” ujarnya.
Ia memaparkan tema-tema pengabdian masyarakat yang dapat diusung, antara lain pendidikan, pertanian, kesehatan, peternakan, mitigasi kebencanaan, dan seni budaya.
Program ini juga memprioritaskan bidang strategis, seperti ketahanan pangan, energi, dan kesehatan yang sesuai dengan delapan bidang fokus Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045.
Fokus lainnya meliputi ekonomi hijau, ekonomi biru, swasembada pangan, serta perbaikan infrastruktur dasar.
Baca juga: LLDikti Wilayah X: Kampus Berdampak penting untuk kemajuan pendidikan
Baca juga: Wamendiktsaintek: Kita memerlukan “high-tech” dan “high-ethics”
Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho menyambut baik penyelenggaraan kegiatan tersebut dan menilai program Mahasiswa Berdampak sejalan dengan semangat Kampus Merah Putih.
Ia mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya mengirim sekitar 1.800 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang terintegrasi dengan program pengabdian masyarakat.
“KKN Untag Surabaya itu 140 jam untuk kerja nyata di desa, baik dalam hal teknologi maupun kewirausahaan. Mahasiswa yang mengikuti program Mahasiswa Berdampak juga akan dikonversi ke dalam program KKN,” katanya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Mahasiswa Untag Surabaya dapat apresiasi dari perusahaan Jepang
- 21 Oktober 2024
Industri gim di Indonesia dinilai berkembang pesat
- 9 Agustus 2024
Rekomendasi lain
Lirik lagu “Tak Lagi Sama” dari NOAH
- 19 Juli 2024
Cara buka rekening BCA online tanpa antre ke bank
- 26 September 2024
8 film horor terlaris Indonesia 2024
- 16 September 2024
Ini rincian biaya transaksi di ATM Bersama dan ATM Link
- 8 November 2024
TPG 2025 cair tepat waktu, ini syarat dan jadwalnya
- 30 Januari 2025
Cara mengaktifkan M-Banking BCA yang terblokir tanpa harus ke Bank
- 19 Februari 2025
Tulisan Husnul Khotimah yang benar, Arab dan artinya
- 19 Agustus 2024