
BKPM pastikan pabrik AirTag Apple tetap dibangun meski ada tarif Trump
- Selasa, 3 Juni 2025 15:22 WIB
- waktu baca 3 menit

Target market-nya menurut saya bukan untuk Amerika Serikat. Karena kalau dia dibikin di Indonesia kemudian market ke Amerika, logistiknya mahal
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan pabrik AirTag milik perusahaan teknologi raksasa, Apple yang berlokasi di Batam tetap dibangun, meski tarif importasi bakal diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan ditemui di Jakarta, Selasa menyatakan hal tersebut karena produk AirTag yang diproduksi di Batam memiliki target pasar bukan ke Amerika Serikat.
“Target market-nya menurut saya bukan untuk Amerika Serikat. Karena kalau dia dibikin di Indonesia kemudian market ke Amerika, logistiknya mahal,” kata dia.
Dirinya meyakini meski potensi pasar dari AirTag yang diproduksi dalam negeri kecil ke pasar AS, namun potensi ekspor ke negara selain Amerika Serikat masih besar.
“Saya rasa market di luar Amerika masih sangat besar untuk bisa di-supply dengan produk yang dari Batam,” katanya lagi.
Lebih lanjut, Nurul Ichwan menyatakan perusahaan tersebut juga sudah melakukan pembelian lahan di Batam yang nantinya akan dijadikan sebagai lokasi pabrik manufakturnya.
Selain itu, salah satu petinggi Apple juga sudah menyatakan komitmen kuat untuk membangun pabrik di Indonesia.
“Salah satu board dari direkturnya sudah ketemu juga sama Pak Menteri Rosan, dan dia guarantee bahwa untuk AirTag itu pasti akan dibangun di Indonesia,” katanya.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyatakan pabrik vendor Apple sudah mulai dibangun di Batam, di mana vendor itu akan menyuplai 65 persen kebutuhan AirTag di seluruh dunia.
Menurut dia, investasi itu bernilai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp16 triliun, dengan potensi penciptaan lapangan kerja hingga 2.000 orang. Investasi itu akan terus didorong hingga bisa mencapai 10 miliar dolar AS. Adapun pabrik vendor itu ditargetkan rampung pada awal 2026.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman keras kepada Apple, menuntut perusahaan teknologi tersebut memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat atau menghadapi tarif impor sebesar 25 persen.
Dilansir dari Tech Crunch, pernyataan ini muncul beberapa hari setelah mitra manufaktur utama Apple, Foxconn, mengumumkan investasi sebesar 1,5 miliar dolar AS untuk memperluas operasinya di India.
Apple sedang berupaya memindahkan sebagian produksi perangkat kerasnya ke India, menyusul ketidakpastian dalam hubungan dagang antara AS dan China selama masa kepresidenan Trump.
Dalam konferensi laporan pendapatan awal bulan ini, CEO Apple Tim Cook menyatakan bahwa mayoritas iPhone yang dijual di Amerika Serikat ke depannya akan berasal dari India.
Baca juga: Indonesia bidik investasi Rp2.967 T genjot produksi listrik
Baca juga: BKPM ungkap farmasi dan ekraf berpeluang tarik investasi di Bali
Baca juga: Kadin tekankan sinergi dengan pemerintah daerah guna pacu investasi
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Formasi CPNS BPOM 2024, cek jabatan dan penempatannya
- 22 Agustus 2024
Lirik lagu “Terbang Bersamaku” oleh Kangen Band dan penjelasannya
- 5 September 2024
Segudang keutamaan menikahi janda dalam Islam
- 13 September 2024
Daftar 10 pekerjaan dengan gaji tertinggi di dunia
- 10 Oktober 2024
Syarat dokumen untuk membuat paspor baru
- 10 Juli 2024
Limit transfer m-banking Livin by Mandiri
- 26 September 2024
Rute BisKita Trans Bekasi Patriot yang beroperasi di Kota Bekasi
- 31 Januari 2025