
Jakarta (ANTARA) – Perusahaan otomotif asal China, Neta Auto terlihat telah menghapus papan logo mereka di kantor pusatnya di Shanghai, menyusul kepindahan kantor baru yang belum diketahui pasti alamatnya.
CarnewsChina pada Jumat mengabarkan bahwa Neta yang kini diketahui sedang dalam masa kritis, saat ini menjadi banyak diperebutkan oleh kekuasaan yang nantinya dapat menentukan nasib perusahaan tersebut
Bahkan, beberapa sumber telah mengonfirmasi bahwa pemegang saham milik negara dari perusahaan induk Neta, Hozon New Energy Automobile, tengah bergerak untuk mengadakan rapat dewan direksi guna menyingkirkan pendiri Fang Yunzhou dari peran gandanya sebagai ketua dan CEO.
Hal tersebut dilakukan saat perusahaan sedang bergulat dengan kerugian yang mengejutkan, rantai pasokan yang terputus, dan penutupan pabrik yang mereka miliki.
Baca juga: Neta hadapi krisis keuangan, bubarkan tim R&D di tengah protes pemasok
Fang yang dulunya dianggap sebagai pemimpin yang inovatif, kini harus menghadapi kritik keras dari para pemegang saham yang terkait dengan pemerintah atas penanganannya terhadap keuangan dan strategi perusahaan.
Para pemegang saham yang sebelumnya mendukung, kini mereka menjadi frustrasi setelah kerugian kumulatif yang mencapai 18,3 miliar yuan (2,5 miliar USD), dan rasio utang perusahaan melonjak hingga 217 persen.
Tidak hanya sampai di situ, ketegangan juga terus meningkat hingga para investor milik negara lainnya dilaporkan mendesak Hozon untuk mengajukan restrukturisasi yang menandakan potensi kebangkrutan salah satu perusahaan rintisan kendaraan listrik terkemuka di China itu.
Baca juga: Toyota akan akuisisi Neta guna perkuat bisnisnya di China
Neta juga terus menemui berbagai masalah lain yang menjerumuskan perusahaan tersebut tidak lagi bangkit. Sumber internal melaporkan bahwa utang yang belum dibayar kepada pemasok melebihi 6 miliar yuan (833 juta USD), dengan raksasa baterai CATL termasuk di antara mereka yang menghentikan pengiriman.
Akibatnya, produksi domestik Neta telah terhenti, yang selanjutnya menunda pesanan luar negeri meskipun telah mengamankan jalur kredit sebesar 2,15 miliar yuan (hampir 300 juta USD) di Thailand.
Penurunan penjualan Neta sudah terlihat dari angka penjualannya. Setelah mencapai puncaknya tahun 2022 dengan 152.000 unit, pengiriman turun menjadi 127.500 tahun 2023 dan anjlok hampir setengahnya pada tahun 2024 menjadi hanya 64.549 kendaraan.
Laporan PHK massal, penutupan toko, dan protes pemasok hanya memperburuk persepsi publik. Bahkan pemotongan biaya yang agresif, seperti insentif ekuitas karyawan dan perampingan bisnis, gagal menstabilkan perusahaan.
Baca juga: Neta Auto resmikan diler di Brasil
Baca juga: NETA bukukan 328 pemesanan kendaraan selama 11 hari IIMS 2025
Baca juga: NETA V-II Urban Sport Concept dipamerkan di IIMS 2025
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
- Tags
- neta
- neta auto
- neta indonesia