
PLN IP siap jadi pemain kunci transisi energi lewat implementasi RUPTL
- Rabu, 28 Mei 2025 13:22 WIB
- waktu baca 4 menit

Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025-2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif
Jakarta (ANTARA) – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) siap menjadi pemain kunci dalam mengakselerasi transisi energi nasional lewat implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya telah merancang langkah strategis jangka menengah hingga panjang dalam mendukung implementasi RUPTL 2025-2034, termasuk pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), pemanfaatan biomassa untuk cofiring di PLTU eksisting, serta ekspansi program energi surya dari hulu ke hilir.
“PLN Indonesia Power memiliki peran sentral dalam peta jalan transisi energi Indonesia. Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025-2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Kami percaya keberlanjutan adalah masa depan bisnis kelistrikan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut Edwin, langkah tersebut juga selaras dengan target pemerintah untuk mencapai net zero emission 2060 dan program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) PT PLN (Persero).
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran fokus terhadap kedaulatan energi dan transisi energi.
Pada RUPTL 2025-2034 pemerintah mengoptimalkan potensi sumber daya di Indonesia dengan memperhatikan beberapa aspek.
“RUPTL ini sebagai salah satu instrumen untuk pedoman dalam implementasi dari ketersediaan ketenagalistrikan kita. Komitmen Paris Agreement terhadap transisi energi mulai ke sini tidak lagi menjadi hal yang menjadi komitmen bersama,” kata Bahlil.
“Tapi, kita tetap harus konsisten untuk menjalankan ini dengan memperhatikan kemampuan kita dan tingkat ketersediaan energi dan keekonomian. Ini oportunity yang bagus sekali dan hasilnya adalah 76 persen itu menuju kepada energi baru terbarukan,” lanjut Bahlil.
Sesuai RUPTL 2025-2034, ditargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW), yang 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari EBT dan storage.
Secara rinci, pembangunan tenaga surya direncanakan sebesar 17,1 GW, tenaga hidro 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, nuklir 0,5 GW dan storage 10,3 GW.
Edwin menambahkan sebagai Subholding Pembangkitan PLN, PLN Indonesia Power mendukung penuh arah kebijakan ini melalui penguatan portofolio pembangkit hijau dan inisiatif dekarbonisasi.
Menurut dia, potensi tenaga surya Indonesia sebesar 3.295 GW sebagai peluang besar yang akan dimanfaatkan secara optimal.
“Indonesia hanya memiliki dua musim, yang memungkinkan pemanfaatan sinar Matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS. Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju net zero emission pada 2060,” jelas Edwin.
Di sisi hulu, PLN Indonesia Power melalui perusahaan patungan PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), sebagai kolaborasi antara PLN Indonesia Power Renewables, Trina Solar Co Ltd, dan PT Dian Swastatika Sentosa, telah membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia.
Pabrik memproduksi sel dan modul surya di satu lokasi dengan teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon), yang memiliki efisiensi hingga 23,2 persen.
“Pabrik kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia untuk memenuhi permintaan energi terbarukan nasional. Teknologi N-type TOPCon, yang kami gunakan telah memenuhi standar bankability AAA dari BNEF, menjadikan produk kami efisien dan andal. Ini bukti keseriusan kami membangun industri EBT dalam negeri,” tambah Edwin.
Di sisi midstream dan downstream, anak usaha PLN Indonesia Power Services menjadi ujung tombak dalam pembangunan, instalasi, dan pemeliharaan PLTS.
PLN IP juga memperkuat portofolio EBT melalui PLN Indonesia Geothermal, yang tidak hanya mengembangkan pembangkit panas bumi, tetapi juga proyek PLTS dengan total kapasitas 21,5 MWp.
“Selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal telah menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh, setara dengan pengurangan emisi karbon 4.760 ton CO2e,” ujar Edwin.
PLN IP juga siap mengembangkan berbagai potensi energi baru terbarukan lainnya yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, seperti PLTA dan EBT lainnya.
Hal ini sejalan dengan peran strategis perusahaan sebagai key player dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) nasional dan komitmennya untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Melalui program Hijaunesia dan Hydronesia, PLN Indonesia Power juga membuka peluang kolaborasi dengan investor nasional dan global untuk mempercepat pembangunan pembangkit berbasis surya dan hidro di seluruh Indonesia.
Baca juga: PLN IP perkuat kolaborasi menuju transisi energi berkelanjutan
Baca juga: PLN Indonesia Power dukung kemandirian energi di Bali lewat PLTS
Baca juga: PLN IP memboyong penghargaan Gold di ajang WISCA 2025
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Berapa besaran “tukin” PNS 2024?
- 7 Agustus 2024
5 tas Louis Vuitton yang banyak dipakai di Indonesia
- 13 Oktober 2024
Cara dan syarat urus surat numpang nikah
- 30 Juli 2024
Apakah gaji pensiunan PNS akan naik di tahun 2025?
- 23 Desember 2024
Syarat dan biaya untuk membuka pangkalan resmi gas LPG 3kg
- 4 Februari 2025
Skuad Timnas sepak bola putri Indonesia di Piala AFF 2024
- 3 Desember 2024
Cara menjaga battery health ponsel tidak cepat turun
- 16 Juli 2024