
Mendukbangga: Tamasya jadi solusi jawab tantangan bonus demografi
- Rabu, 28 Mei 2025 19:23 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) menjadi solusi untuk menjawab tantangan bonus demografi.
Hal tersebut disampaikan Wihaji saat meluncurkan program Tamasya di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa (27/5), yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.
“Tamasya merupakan jawaban atas isu pemanfaatan bonus demografi dengan meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan dan mencegah isu kerentanan keluarga,” kata Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mendukbangga sebut Tamasya di Kaltim permudah pekerja sawit
Ia berharap setelah Tamasya beroperasi, para pekerja, utamanya perempuan, dapat terus meningkatkan produktivitas di tempat kerja tanpa terbebani pengasuhan anak.
“Harapan saya (perusahaan) yang pekerjanya banyak perempuan dan punya anak semoga bisa tetap kerja. Mengapa? Ada yang karena gara-gara ini langsung keluar. Setelah menikah, setelah melahirkan dan punya anak, itu keluar (tidak bekerja). Itu mengurangi angka produktivitas,” ujar dia.
Program Tamasya juga diharapkan dapat menjaga penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan angka kelahiran total atau TFR pada angka 2,1.
Selain itu, juga mampu meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan menjadi 70 persen; Indeks Pembangunan Kualitas Keluarga mencapai 80 persen, serta penurunan angka stunting menjadi 5 persen pada tahun 2045.
Baca juga: Kemendukbangga: “Tamasya” di industri bantu pekerja lebih produktif
“Pemerintah hadir memberikan solusi, salah satunya adalah Tamasya,” ucapnya.
Selain penurunan TFR, melimpahnya penduduk usia produktif yang belum termanfaatkan secara maksimal di pasar kerja, serta persentase kesenjangan gender juga menjadi isu penting dalam kependudukan dan pembangunan keluarga.
TPAK nasional saat ini diketahui mengalami fluktuasi dan mencapai 66,17 persen (Agustus 2024), masih di bawah TPAK rata-rata negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada populasi usia 25-64 tahun, yaitu 81,9 persen.
Pemilihan PT DSN sebagai tempat peluncuran Tamasya didasari atas kontribusi positif perusahaan tersebut bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Selain itu, juga komitmen dalam pemenuhan hak pekerja dalam pengasuhan anak yang tidak lagi diragukan.
Baca juga: Menaker: “Tamasya” beri dampak positif pada produktivitas pekerja
“Karena ada Tempat Penitipan Anak (TPA) di perusahaan ini (PT DSN). Ada 91 TPA dengan 1.860 anak, dan 186 orang pengasuh. Hal ini dilakukan supaya mereka (anak-anak) juga punya hak untuk punya masa depan. Ibunya bisa bekerja, anaknya juga mendapatkan sentuhan kasih sayang dan semuanya biar jalan bersama, semua bahagia,” tuturnya.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Mengenal bonus demografi, manfaat dan tantangannya
- 24 April 2025
Rekomendasi lain
6 ide tema kreatif untuk acara karnaval 17 Agustus
- 30 Juli 2024
Simak, ini syarat peserta didik mendapatkan KJP Plus
- 6 Desember 2024
Cara dan manfaat cek IMEI di Kemenperin
- 8 Agustus 2024
Daftar 10 motor listrik Honda beserta harganya
- 11 September 2024
Berapa lama jam kerja operasional bank di Indonesia?
- 11 Oktober 2024
Terbaru, ini daftar tarif tol Trans Jawa 2024
- 15 Agustus 2024