
Orangutan “Mungky” ditranslokasi ke PSO ARSARI Kaltim
- Senin, 26 Mei 2025 19:25 WIB
- waktu baca 3 menit

Pontianak (ANTARA) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) melakukan translokasi satu individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) bernama Mungky ke Pusat Suaka Orangutan (PSO) ARSARI di Kalimantan Timur.
“Orangutan jantan berusia 24 tahun itu sebelumnya diselamatkan dari pemeliharaan masyarakat di Kabupaten Sanggau pada tahun 2014. Sejak saat itu, Mungky menjalani perawatan dan proses rehabilitasi di Sekolah Hutan YPOS Jerora, Sintang,” kata Kepala BKSDA Kalbar, Murlan Dameria Pane, di Pontianak, Senin.
Namun, berdasarkan observasi medis dan perilaku, Mungky menunjukkan sifat agresif menetap yang membuatnya dikategorikan sebagai unreleasable, artinya tidak dapat dilepasliarkan ke alam.
“Sejak awal, Mungky menunjukkan perilaku agresif yang berisiko dan tidak memungkinkan mengikuti program rehabilitasi dan sekolah hutan. Ia terlalu lama bergantung pada manusia,” tuturnya.
Baca juga: Strategi kolaborasi menjaga dua subspesies orang utan di Kalbar
Dia menjelaskan, PSO ARSARI, hasil kerja sama antara Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dan BKSDA Kalimantan Timur, didesain khusus untuk menampung orangutan jantan dewasa yang tidak bisa dilepasliarkan karena faktor kesehatan, perilaku, atau kondisi khusus lainnya.
“Pulau Suaka Orangutan Kelawasan di PSO ARSARI memberikan solusi alternatif bagi Mungky untuk hidup semi-liar dalam lingkungan yang mendukung kesejahteraannya,” kata Murlan.
PSO ARSARI dilengkapi dengan fasilitas dan sistem pengelolaan sesuai prinsip kesejahteraan satwa, memungkinkan Mungky untuk tetap aktif dan sehat meski tidak dapat kembali ke habitat alaminya.
Mungky diberangkatkan dari Sekolah Hutan Jerora, Sintang pada Kamis malam (22/5) pukul 20.00 WIB. Ia menempuh perjalanan darat selama 9 jam menuju Bandara Supadio, Kubu Raya, dengan pendampingan tim medis YPOS yang terus memantau kondisi kesehatannya.
Pada Jumat pagi (23/5), Mungky diterbangkan ke Balikpapan dengan transit selama 4 jam di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Setibanya di Balikpapan, perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan ITCI dan akhirnya tiba di PSO ARSARI pukul 21.59 WITA.
Setibanya di lokasi, Mungky langsung menjalani observasi lanjutan oleh tim medis untuk memastikan kondisi fisik dan mentalnya tetap stabil.
Keesokan harinya, Sabtu (24/5) dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Satwa antara BKSDA Kalbar dan BKSDA Kaltim, serta serah terima penitipan dari BKSDA Kaltim kepada PSO ARSARI sebagai pihak pengelola.
“Penandatanganan ini menandai selesainya seluruh rangkaian proses translokasi orangutan Kalimantan yang dilindungi undang-undang tersebut,” tuturnya.
BKSDA Kalbar menyampaikan terima kasih atas sinergi berbagai pihak yang terlibat, yakni Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai KSDA Kalimantan Timur, YPOS, serta Yayasan ARSARI Djojohadikusumo.
“Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung konservasi satwa liar endemik Kalimantan, khususnya orangutan, yang semakin terancam oleh degradasi habitat dan konflik manusia-satwa,” kata Murlan.
Baca juga: BKSDA Kaltim selamatkan 37 orangutan hingga Februari 2025
Baca juga: BKSDA Kalbar: Konflik manusia dan Orangutan menurun drastis
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Menhut: Pengendalian karhutla semakin baik
- 20 Maret 2025
Bandung Zoo tambah koleksi satwa setelah kelahiran bayi orangutan
- 21 Februari 2025
BKSDA Kaltim selamatkan 37 orangutan hingga Februari 2025
- 21 Februari 2025
Rekomendasi lain
Cara mengaktifkan kembali BPJS Kesehatan yang non-aktif
- 17 Februari 2025
Niat puasa qadha Ramadhan beserta latin dan artinya
- 7 Januari 2025
Berapa biaya yang diperlukan untuk tinggal di Malaysia?
- 8 Oktober 2024
Pendaftaran Beasiswa LPDP dibuka Januari 2025, simak selengkapnya
- 15 Desember 2024
Segini modal yang harus dikeluarkan untuk buka warung Madura
- 3 November 2024
Cara cek pulsa IM3 Indosat
- 4 Juli 2024