
Mendagri lantik Halilul Khairi sebagai Rektor IPDN
- Senin, 26 Mei 2025 17:25 WIB
- waktu baca 3 menit

Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian resmi melantik Halilul Khairi sebagai Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Ruang Sidang Utama (RSU), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin.
Tito mengatakan penunjukan ini telah melewati tahapan penjaringan dan uji kelayakan secara menyeluruh. Halilul, bersama tiga kandidat kuat lainnya, juga telah menjalani wawancara langsung dengan Mendagri sebelum akhirnya terpilih.
“Rektor yang baru, Bapak Dr. Halilul Khairi, M.Si, Bapak-Ibu sekalian, pada hari ini kita akan melaksanakan acara yang kita lihat sederhana, tapi sangat penting dan sangat berpengaruh bagi IPDN khususnya dan juga Kementerian Dalam Negeri, dan juga bagi ASN,” katanya Tito dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia menegaskan IPDN adalah center of excellence di bidang ilmu pemerintahan yang bersifat lintas disiplin. Dari lembaga ini diharapkan lahir calon-calon birokrat unggulan yang menjadi harapan reformasi birokrasi ke depan.
Ia menekankan pentingnya peran IPDN dalam mencetak agen perubahan untuk pengembangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang saat ini berjumlah lebih dari empat juta orang.
Menurutnya, perubahan budaya birokrasi hanya dapat terjadi apabila terdapat kelompok kecil yang mampu menjadi motor transformasi. Dalam konteks ini, IPDN merupakan institusi strategis untuk mewujudkan perubahan ASN di masa depan.
“Kalau ASN yang lebih dari empat juta orang tersebut berubah kultur yang lebih baik, reformasi kultural, itu akan dapat mempengaruhi masyarakat. Kenapa? Karena birokratlah pengambil kebijakan,” ujarnya.
Tito mengungkapkan harapannya agar IPDN tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai think tank yang mampu memberikan masukan berbasis riset kepada Kemendagri serta lembaga-lembaga pemerintah lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Ia menekankan pengambilan kebijakan harus berbasis pada riset dan pendekatan ilmiah. Sebagaimana dikatakan Sosiolog Joseph Stycos, teori tanpa implementasi kebijakan hanya menjadi wacana akademik di menara gading, sementara kebijakan tanpa dasar ilmiah adalah perjudian atau untung-untungan.
Oleh karena itu, teori dan kebijakan harus berjalan beriringan. “Yang terbaik adalah membuat kebijakan didasarkan kepada riset, penelitian yang teruji, maka kita tidak ada untung-untungan. Inilah gunanya lembaga akademik,” jelas Tito.
Tito juga mengutarakan visinya untuk mendorong sebanyak mungkin lulusan IPDN menempuh pendidikan lanjutan ke luar negeri melalui program beasiswa, seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tujuannya adalah membentuk pelaku birokrasi yang tidak hanya memiliki ilmu di bidang pemerintahan, tetapi juga memiliki jaringan internasional, serta kultur budaya baik yang bisa diadaptasi di Indonesia.
“Ingin mengirimkan sebanyak-banyaknya lulusan IPDN untuk ke luar negeri melalui program LPDP. Tujuan saya adalah, saya melihat bahwa kalau kita ingin melakukan revolusi mental atau perubahan budaya di Indonesia, maka harus ada agent of change,” ungkapnya.
Ia mencontohkan keberhasilan negara Singapura dan Cina dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul melalui pengiriman pelajar ke luar negeri. Singapura mengirim talenta terbaiknya ke kampus-kampus terkemuka dunia melalui beasiswa, seperti President’s Scholarship.
Sementara itu, Cina telah memetakan bibit unggul sejak jenjang SMP dan mengirim mereka ke negara-negara maju untuk menjadi motor penggerak transformasi ketika kembali.
“Begitu gelombang ini kembali ribuan ke Cina terjadi perubahan yang luar biasa, sekaligus dengan kualitas pendidikan mereka. Mereka menjadi motor untuk perubahan revolusi mental sekaligus juga perubahan revolusi dengan teknologi. Kita lihat sekarang teknologi di China luar biasa,” pungkas Tito.
Baca juga: Mendagri minta lulusan IPDN jadi birokrat pemerintah yang profesional
Baca juga: IPDN wisuda 1.221 praja yang siap bertugas di seluruh Indonesia
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Suriah sambut keputusan AS cabut sanksi
- Kemarin 18:47
Rekomendasi lain
Rute KRL Jabodetabek lengkap berikut tarifnya
- 2 Agustus 2024
Berapa gaji PPPK 2024 setelah lolos seleksi?
- 18 Desember 2024
Catat, ini waktu terbaik shalat istikharah
- 27 Juli 2024
Tren gaya rambut pria di tahun 2025
- 14 Januari 2025
Doa memakai dan melepas pakaian, Arab, latin, dan artinya
- 27 Agustus 2024
Daftar 21 pasal yang diubah dalam UU Cipta Kerja
- 1 November 2024
Baju adat Riau: mengenal jenis, sejarah beserta filosofinya
- 28 Agustus 2024