
Wamentan Sudaryono: Impor daging jaga neraca dan harga terjangkau
- Kamis, 15 Mei 2025 02:52 WIB
- waktu baca 3 menit

Pada tahun 2025 pemerintah telah menetapkan neraca komoditas yang memperkirakan impor daging sekitar 200 ribu ton
Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan impor daging dilakukan untuk menjaga keseimbangan neraca komoditas nasional, serta memastikan harga tetap terjangkau agar konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia dapat terus meningkat.
“Jadi ini bagian dari mem-balance neraca perdagangan negara kita supaya terjaga dalam kondisi yang aman,” kata Wamentan Sudaryono di sela menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian Peternakan dan Perikanan Argentina Agustin Tejeda Rodriguez di Jakarta, Rabu.
Sudaryono menjelaskan, pemerintah telah menghitung produksi daging dalam negeri, kebutuhan konsumsi masyarakat, dan menentukan volume impor melalui Rakortas Kementerian Koordinator bidang Pangan berdasarkan neraca komoditas yang sudah disepakati.
Baca juga: Kemenko Pangan beri penugasan impor daging sapi kepada BUMN Pangan
Berdasarkan hasil Rakortas tersebut, pemerintah menetapkan alokasi impor daging, dan akan memilih negara asal berdasarkan kelayakan kesehatan, sertifikasi halal, serta harga yang kompetitif bagi konsumen Indonesia.
Ia menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginginkan sumber impor daging berasal dari negara manapun selama memenuhi syarat yang ditentukan dan mampu menyediakan protein hewani yang terjangkau untuk rakyat Indonesia.
Wamentan juga menjelaskan, pada tahun 2025 pemerintah telah menetapkan neraca komoditas yang memperkirakan impor daging sekitar 200 ribu ton, sebagai bagian dari strategi menjaga ketersediaan dan keterjangkauan.
Baca juga: Peneliti CIPS: Penghapusan kuota impor percepat kebutuhan daging sapi
Impor tersebut dapat berasal dari negara mana pun selama memenuhi persyaratan, dengan harapan tercipta persaingan harga yang sehat di pasar domestik sehingga masyarakat dapat memperoleh daging dengan harga lebih terjangkau.
Menurutnya, persaingan harga antarnegara pengekspor akan membuat daging impor lebih terjangkau dan pada akhirnya meningkatkan konsumsi daging per kapita masyarakat Indonesia sesuai arahan Presiden.
“Sehingga tujuan Presiden adalah bagaimana konsumsi daging per kapita kita itu di tingkat masyarakat itu naik, karena harganya affordable atau terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Itu sih tujuannya,” katanya.
Ia menambahkan, selain impor Indonesia juga harus meningkatkan ekspor produk pertanian demi menciptakan neraca perdagangan yang seimbang dan memperkuat posisi ekonomi nasional secara menyeluruh.
Baca juga: RI-Argentina bahas ekspor-impor daging sapi hingga ayam
Sudaryono menegaskan konsep imbal dagang atau offset sudah lazim diterapkan di berbagai sektor, termasuk pertanian, untuk menjaga stabilitas neraca perdagangan Indonesia dalam kondisi yang aman.
“Presiden kan inginnya dengan kita mengimpor, maka kita juga harus mengekspor,” kata Wamentan.
Sebelumnya, ANTARA memberitakan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, Indonesia akan mengimpor dua juta sapi hidup hingga lima tahun ke depan atau sampai 2029. Impor itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging di dalam negeri.
“Kita target lima tahun ini untuk susu 1,2 juta -sapi-, kemudian untuk daging 800 ribu lebih. Jadi totalnya dua juta selama lima tahun,” kata Sudaryono di Jakarta, Jumat (31/1).
Sudaryono mengatakan, untuk tahun ini Indonesia menargetkan untuk mengimpor sebanyak 250 ribu sapi untuk kebutuhan susu dan daging.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Argentina sebelumnya telah membahas kerja sama perdagangan daging sapi serta peluang ekspor ayam olahan Indonesia ke Argentina untuk memperkuat hubungan dagang yang saling menguntungkan kedua negara.
Wakil Menteri Pertanian Peternakan dan Perikanan Argentina Agustin Tejeda Rodriguez mengatakan, salah satu fokus utama pertemuan pihaknya dengan Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono adalah mendorong masuknya daging sapi Argentina ke pasar Indonesia.
Pemerintah Argentina juga siap membuka pasar lebih luas bagi produk pertanian Indonesia, seiring komitmen untuk menciptakan hubungan dagang yang saling menguntungkan dan memperkuat kerja sama bilateral.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Mengukir sejarah baru perberasan
- 11 Mei 2025
Rekomendasi lain
Daftar nama negara dan ibukota di wilayah Asia Pasifik
- 15 Agustus 2024
Lirik lagu legendaris “Ayah” ciptaan Rinto Harahap
- 13 Agustus 2024
Format Liga Europa UEFA untuk musim 2024/2025
- 21 Agustus 2024
Cara agar terdaftar di DTKS dan cek status penerima Bansos
- 4 Februari 2025
7 Cara praktis download video Instagram tanpa aplikasi
- 2 Oktober 2024