
Naskah Pecenongan diusulkan jadi Ingatan Kolektif Nasional
- Rabu, 14 Mei 2025 15:02 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta mengusulkan Naskah Pecenongan menjadi salah satu Ingatan Kolektif Nasional dari Jakarta dan bahkan warisan dokumenter dunia atau “Memory of the World” (MoW) UNESCO.
“Dispusip DKI berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional untuk mengusulkan Naskah Pecenongan sebagai Ingatan Kolektif Nasional DKI Jakarta,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan “Penggalian Potensi Naskah Kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional” di Jakarta, Rabu.
Sejumlah manfaat bila naskah ini masuk dalam MoW UNESCO, yakni dapat menjadi pengingat sejarah untuk masyarakat, memperkuat jati diri dan keberlangsungan bangsa di masa depan serta melindungi dan melestarikan warisan dokumenter dengan aksesibilitas universal dan permanen.
Naskah Pecenongan merupakan salah satu warisan dokumenter DKI Jakarta yang diwariskan tokoh Muhammad Bakir dari abad ke 19 hingga 20.
Baca juga: Jakarta jadi lokus prioritas Program Ingatan Kolektif Nasional
Naskah ini berisi dinamika budaya dan keilmuan di Batavia pada masa lalu. Semua Naskah Pecenongan ditulis tangan menggunakan bahasa Melayu bertuliskan Jawi.
Adapun kawasan Pecenongan terutama Langgar Tinggi dan Pekojan merupakan tempat paling produktif menghasilkan karya dengan corak ke-Betawi-an.
“Menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan pelestarian terhadap naskah-naskah kuno,” kata Nasruddin.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pendaftaran naskah kuno nusantara pada Perpustakaan Nasional dalam rangka penyimpanan, perawatan, pelestarian dan pemanfaatan sekaligus penyelamatan naskah dari ancaman bahaya.
Baca juga: Pengunjung Perpus TIM & HB Jassin naik usai jam buka diperpanjang
Dia mengatakan, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta sedari dulu merupakan titik pertemuan dari berbagai ragam budaya dan adat. Karena itu, pelestarian dan pemanfaatan naskah kuno perlu terus dieksplorasi.
Hal ini mengingat pelestarian naskah kuno penting sebagai warisan budaya serta memastikan masyarakat Jakarta dapat memanfaatkan dan belajar dari kekayaan sejarah dan budaya yang ada di kota mereka.
Dia meyakini pemanfaatan kekayaan naskah di DKI Jakarta terbuka dengan luas bahkan tidak menutup kemungkinan diakui pada level mancanegara.
“Karena itu kami mengawali naskah ini melalui Ingatan Kolektif Nasional (IKON). Untuk kemudian kami bercita-cita naskah yang ada di Jakarta dapat menjadi salah satu MoW UNESCO,” kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Hikayat Aceh masuk nominasi MoW
- 22 Oktober 2021
Mendikbud serahkan piagam MoW Babad Dipanegara
- 25 Mei 2015
MOW Prioritaskan Warisan Dokumenter Terancam Hilang
- 15 Desember 2010
Mukhlis Paeni Diusulkan Jadi Penasihat MOW UNESCO
- 14 Desember 2010
Suryatati: Gurindam 12 Layak Masuk Mow-unesco
- 13 November 2010
Rekomendasi lain
Apakah gaji pensiunan PNS akan naik di tahun 2025?
- 23 Desember 2024
Cara buka rekening ATM BRI offline dan online
- 1 Agustus 2024
Profil dan arti nama Bebingah Sang Tansahayu, anak Kaesang-Erina
- 17 Oktober 2024
Bacaan “Allahumma Yassir Wala Tu’assir”: Doa agar dapat kemudahan
- 17 Februari 2025
Cara dan manfaat cek IMEI di Kemenperin
- 8 Agustus 2024
Cara agar terdaftar di DTKS dan cek status penerima Bansos
- 4 Februari 2025
Kenapa makan daging babi haram dalam Islam?
- 17 September 2024
Cara mengaktifkan M-Banking BCA yang terblokir tanpa harus ke Bank
- 19 Februari 2025