Gelombang panas bisa picu kekambuhan asma

Gelombang panas bisa picu kekambuhan asma

  • Minggu, 11 Mei 2025 07:36 WIB
  • waktu baca 3 menit
Gelombang panas bisa picu kekambuhan asma
Ilustrasi pasien asma menghirup inhaler. ANTARA/HO-freepik

Jakarta (ANTARA) – Musim panas sering disertai peningkatan gelombang panas yang memperburuk kualitas udara bisa berdampak serius pada kelompok rentan dengan masalah pernapasan seperti penderita asma.

Melansir laman Hindustan Times, pada Minggu (11/5), konsultan dokter paru, Rumah Sakit P.D. Hinduja di Khar, Dr Kinjal D Modi mengatakan asma dapat memburuk selama gelombang panas.

“Secara logika, panas dapat melemaskan otot dan melebarkan saluran pernapasan, sehingga penderita asma dapat bernapas lebih mudah. ​​Namun, selama gelombang panas, perubahan iklim dan suhu berperan sebagai pemicu yang dapat memperburuk asma,” katanya.

Baca juga: Dokter bagikan kiat kurangi gejala asma pada anak

Ia menyampaikan bagaimana gelombang panas memengaruhi asma, salah satunya polusi udara, yang disebabkan oleh pembangunan jalan, gedung, dan pekerjaan perbaikan.

Alasan lainnya seperti variasi suhu diurnal, di mana siang hari panas (di atas 35°F) dan malam hari lebih dingin. Selain itu, orang-orang bepergian ke daerah pegunungan selama liburan untuk menghindari panas yang lagi-lagi menciptakan perbedaan suhu.

“Bahkan melangkah keluar dari rumah yang lebih dingin ke tempat yang panas menciptakan perubahan suhu yang nyata. Demikian pula, berpindah dari ruangan ber-AC ke ruangan tanpa AC menyebabkan tubuh mengalami fluktuasi suhu,” ujarnya.

Gelombang panas, menurut dr Kinjal juga menyebabkan dehidrasi pada tubuh, yang mengakibatkan pengeringan sekresi di dalam saluran napas, menyebabkan penyempitan dan menyulitkan pernapasan bagi penderita asma.

Baca juga: Waspadai tanda-tanda asma pada anak

Faktor lainnya seperti kelembaban yang tinggi selama musim panas, di mana mendukung pertumbuhan jamur dan bakteri, yang dapat menginfeksi atau mengiritasi paru-paru, sehingga memperburuk asma.

Selain itu, gastritis dan makan makanan dingin di musim panas juga dapat menjadi pemicu asma.

“Infeksi saluran pernapasan atas akibat perubahan iklim dapat memicu serangan asma,” katanya.

Ia juga menyampaikan tanda-tanda serangan asma yang perlu diwaspadai, seperti meningkatnya sesak napas, batuk dengan atau tanpa dahak, dada terasa sesak, berat, atau nyeri, suara napas berbunyi dari dada, terbangun di malam hari karena gejala-gejala tersebut.

Baca juga: Cara pemberian obat asma terbaik dengan dihirup

Penurunan nilai PEFR (Peak Expiratory Flow Rate), di mana suatu pengukuran seberapa cepat dan kuat seseorang dapat menghembuskan napas.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan sejumlah kiat yang bisa dilakukan penderita asma seperti dikontrol dengan baik dengan pengobatan yang 'optimal'.

Kemudian, vaksinasi dengan vaksin influenza dan pneumokokus, membangun kekebalan tubuh dengan cukup protein dan makanan kaya antioksidan membantu melawan infeksi dan iritasi, dan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cairan yang cukup.

“Menghindari perubahan suhu yang sering dan paparan polusi dapat membantu mengendalikan asma. Namun, jika asma memburuk seperti yang dijelaskan di atas, silakan hubungi dokter spesialis paru atau dokter yang menangani asma,” jelasnya.

Baca juga: Tiap jenis asma punya ciri berbeda, kenali gejala dan pemicunya

Baca juga: Kenali ciri gejala penyakit asma dan cara mengobatinya

Penerjemah: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Mall Pluit bakal jadi pusat kendaraan listrik di Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Mall Pluit bakal jadi pusat kendaraan listrik di Jakarta Minggu, 11 Mei 2025 12:59 WIB waktu baca 2…

    Polisi berkomitmen berantas aksi premanisme dan pemerasan di Jakut

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Polisi berkomitmen berantas aksi premanisme dan pemerasan di Jakut Minggu, 11 Mei 2025 12:46 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *