KLH: Hulu DAS Ciliwung jadi prioritas restorasi lingkungan

KLH: Hulu DAS Ciliwung jadi prioritas restorasi lingkungan

  • Jumat, 17 Januari 2025 13:02 WIB
KLH: Hulu DAS Ciliwung jadi prioritas restorasi lingkungan
Ilustrasi: Situ Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/6/2023). Situ Cikaret merupakan bagian DAS Ciliwung yang berfungsi sebagai penampung air serta pengendali banjir di Jakarta dan memegang peranan penting sebagai penyedia cadangan air baku. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Penanaman kembali pohon-pohon yang memiliki kemampuan menyimpan cadangan air, seperti pohon endemik daerah pegunungan adalah langkah strategis

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan fokus pada pemulihan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang menjadi salah satu prioritas dalam program restorasi lingkungan mengingat peran vitalnya sebagai daerah tangkapan air.

“Hulu DAS harus menjadi prioritas utama dalam program restorasi lingkungan. Penanaman kembali pohon-pohon yang memiliki kemampuan menyimpan cadangan air, seperti pohon endemik daerah pegunungan adalah langkah strategis,” kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

“Ini bukan hanya tentang menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memastikan keberlanjutan kehidupan masyarakat di hilir,” tambahnya.

Baca juga: Normalisasi DAS demi kembalinya fungsi Sungai Ciliwung

Pernyataan itu dikeluarkan setelah sebelumnya Menteri LH Hanif memimpin kegiatan penanaman pohon di dua lokasi yaitu kawasan Gunung Mas dan Titik Nol Kilometer Sungai Ciliwung di Telaga Saat, Jawa Barat, pada Kamis (16/1).

Dia menyoroti fungsi pohon di hulu DAS tidak hanya membantu mengurangi risiko erosi dan meningkatkan daya serap tanah, tapi juga menjaga keseimbangan debit air sungai terutama saat musim hujan.

Secara khusus tantangan utama dalam menyelamatkan DAS Ciliwung adalah konsistensi aksi nyata dalam implementasi kebijakan. Hal itu mengingat kawasan Puncak sudah menghadapi tekanan besar akibat alih fungsi lahan, pembangunan masif, dan degradasi lingkungan.

Baca juga: Wagub DKI sebut kondisi DAS Ciliwung semakin membaik

Sebanyak 72 persen wilayah DAS Ciliwung telah berubah menjadi lahan terbangun, sehingga mengurangi daya serap air dan meningkatkan risiko banjir di wilayah hilir seperti Jakarta.

Untuk itu kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, organisasi masyarakat, dan individu, kata dia, sangat diperlukan.

“Dengan kerja sama semua pihak dan tekad yang kuat, kita bisa memulihkan Ciliwung menjadi tulang punggung ekologi Jakarta,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.

Baca juga: KLH susun rencana pengelolaan mutu air kurangi cemaran di sungai

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Berita Terkini, Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia | tempo.co

    Perspektif yang tajam dan ajek dari para ahli di banyak bidang. Edisi Pekan Ini Gegeran Pangan Gegeran Pangan Mengungkap yang tersembunyi dengan perspektif, argumen, dan data yang solid. Indikator 25…

    Apa Itu Rafflesia Hasseltii? Bunga Langka yang Ditemukan di Sumsel

    Jakarta – Rafflesia hasseltii kembali menjadi sorotan setelah ditemukan mekar di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel). Temuan ini menarik perhatian karena jenis tersebut termasuk bunga langka yang…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *