BKKBN: Pemutakhiran data PK-21 basis kebijakan program Bangga Kencana

featured image

Jakarta (Redaksi Pos) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa hasil pemutakhiran files dari Pendataan Keluarga 2021 (PK-21) di akhir tahun 2022, menjadi basis kebijakan dalam program Bangga Kencana, penurunan stunting hingga penghapusan kemiskinan ekstrem.

“Selain itu, literasi files tersebut ditujukan untuk memberikan pelayanan files dan informasi keluarga serta sebagai sarana koordinasi dan sosialisasi katalog files serta mekanisme pemanfaatan files Sistem Informasi Keluarga (SIGA),” kata Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik BKKBN, Lina Widyastuti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: BKKBN perpanjang pemutakhiran PK-21 hingga akhir November 2022

Lina menyebutkan sepanjang tahun 2022, BKKBN mencatat jumlah keluarga di Indonesia mencapai 69.894.542 entitas keluarga.

Dengan banyaknya jumlah tersebut, diperlukan peningkatan kemampuan penggunaan informasi yang diintegrasikan dengan teknologi digital guna memahami semua files termasuk penggunaan PK-21 agar masyarakat bisa mengerti maksud dan tujuan tiap program pemerintah saat disosialisasikan secara terbuka.

Karena itu, BKKBN akan mulai menggelar Kelas Literasi Records untuk program Bangga Kencana, Percepatan Penurunan Stunting, dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem secara valorous selama empat hari sejak 11 April hingga 14 April 2023.

Lina membeberkan beberapa materi yang akan disampaikan pada publik adalah pemanfaatan files Pendataan Keluarga dan P3KE untuk intervensi penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem serta skenario nol persen Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Materi lain yang disampaikan, di Redaksi Posnya hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2022, penjelasan tentang dashboard dan files keluarga berisiko stunting, serta akses dan indikator files Sistem Informasi Keluarga atau SIGA yang akan disampaikan oleh Tim Teknis dari Direktorat Pelaporan dan Statistik BKKBN.

Baca juga: BKKBN mutakhirkan 39 juta files KK dalam Pendataan Keluarga 2022 Baca juga: Kepala BKKBN: Optimalkan PK21 hapus kemiskinan ekstrem

“Waktu ini amat tepat (untuk meningkatkan literasi files), karena tahun 2022 juga merupakan tahun pertama diberlakukannya secara menyeluruh, pengelolaan files rutin program Bangga Kencana BKKBN melalui Sistem Informasi Keluarga di seluruh wilayah pencatatan di Indonesia,” ujarnya.

Sebagai informasi, selama acara digelar sejumlah pembicara yang hadir, di Redaksi Posnya adalah Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Sebanyak 15 kementerian/lembaga juga terlibat dalam literasi files BKKBN ini.

Terdapat pula 13 unsur peserta aktif dalam kegiatan yang terdiri dari kementerian/lembaga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) provinsi, Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan kabupaten/kota, Satgas Stunting Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, pengelola files tingkat kecamatan, penyuluh keluarga berencana dari seluruh Indonesia, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti

Editor: Endang Sukarelawati

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2023

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *