Jejak Perkebunan Kelapa Sawit Tua Tak Lekang Dimakan Usia – InfoSAWIT

featured image

Info SAWIT, KISARAN – Tidak banyak perusahaan mampu mempertahankan kebun sawit yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun. Apalagi konon pengembangan perkebunan kelapa sawit secara komersial di Indonesia sudah dilakukan semenjak 1911 lalu. Lantas manakah kebun sawit yang telah memiliki umur ratusan tahun itu?

Berdasarkan penelusuran InhuPost, belum lama ini, salah satu kebun yang masih dikelola dengan baik serta telah berumur ratusan tahun, salah satunya adalah yang dimiliki PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk., berkode emiten UNSP.

Jejak sejarah kebun tua ini nampak dari bekas rel kereta api yang menjadi transportasi utama untuk mengangkut minyak sawit ke pelabuhan, yang selanjutnya di ekspor ke Eropa, tepatnya ke Rotterdam, Belanda. Termasuk bangunan kantor dan mess yang berarsitektur khas gaya Eropa.

BACA JUGA: ASD Bakrie dan Maktour Jalin Kerjasama Penangkaran Benih Sawit Di Kalteng

Kebun sawit yang telah melampui empet generasi ini tetap berkembang dan menghasilkan, merujuk informasi dari catatan InhuPost edisi Februari 2011 lalu, kebun sawit pertama yang dimiliki BSP dibangun pertama kali pada 17 Mei 1911.

Huibregt Ketner, seorang kebangsaan Amerika, menjadi administratur (kepala kebun) pertama dimana kebun itu dulunya bernama Eerst Hoofd, dengan tanaman karet sebagai komoditas andalannya.

Perusahaan itu awalnya bernama Naamlooze Vennootschap Hollandsch Amerikaansche Plantage Maatschappij, atau kerap disingkat NV HAPM. Berbagai fasilitas kebun dibangun kala itu seperti rumah sakit, perumahan, kantor, pabrik, lapangan serta fasilitas serba guna lainnya.

BACA JUGA: China Beli Minyak Sawit Mentah (CPO) Indonesia Senilai US$ 2,6 Miliar

Namun pasca meletusnya perang pasifik tahun 1942, pasukan Jepang menyita seluruh aset perkebunan milik NV HAPM serta mengganti nama perusahaan itu menjadi Noyen Konri Kyoku, selama tiga setengah tahun kondisi masyarakat dan perusahaan cukup memprihatinkan.

Saat Indonesia merdeka tahun 1945, perusahaan itu pun diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi Perusahaan Perkebunan NRI cabang IV. Namun saat terjadi agresi militer oleh Belanda tahun 1948, perusahaan itu direbut kembali oleh pihak militer Belanda.

Pada 8 Februari 1957 perusahaan itu diakuisisi oleh Uniroyal Inc, sekaligus mengganti namanya menjadi PT United States Rubber Sumatra Plantations (USRSP). Pada 2 Maret 1965 saat dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia, perusahaan pun kembali berganti nama menjadi Perusahaan Perkebunan Negara XVII.

BACA JUGA: Peran Rotterdam untuk Pasar Minyak Sawit Belum Tergantikan

Selanjutnya pada 30 Oktober 1967 kepemilikan perusahaan dikembalikan ke pemilik sebelumnya sekaligus mengubah nama menjadi Uniroyal Sumatera Plantations (UNSP) yang berkantor pusatdi Middlebury Connecticut , Amerika Serikat.

Dibaca : 5,438

Halaman: 1 2

Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Update”, caranya klik link InhuPost-News Update, kemudian be part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *