Selesaikan Masalah Sawit Dari Hulu – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Sampai saat ini masalah di perkebunan kelapa sawit seperti tak berujung, belum satu selesai muncul masalah yang lainnya. Misalnya saja terkait validasi data luasan lahan perkebunan kelapa sawit, kata Advisor Senior Kantor Staff Kepresidenan (KSP), Abetnego Tarigan, sebelumnya Kementerian Pertanian mencatat luasan perkebunan kelapa sawit ada sekitar 14 juta ha, namun menurut foto citra satelit tutupan pohon kelapa sawit telah seluas 20 juta ha.

“Dalam prose perencanaan pembangunan nasional, perbedaan angka ini akan menjadi masalah kalau tidak segera dibereskan, dari data yang disampiakan ini yang harus kita bereskan, angka 14 juta Ha, ini angka terluas dan terbesar,” katanya kepada InhuPost, belum lama ini di Jakarta.

Selain masalah data, Abetnego yang sebelumnya adalah aktifis lingkungan dan pernah menjadi Ketua Walhi Nasional, mencatat, beberapa negara di dunia mulai melirik sawit sebagai sumber pembangunan mereka, seperti yang di lakukan di negara-negara Afrika. Namun demikian dalam pandangan Abetnego, pengembangan perkebunan kelapa sawit di Afrika akan banyak terkendala beragam masalah seperti terkait tenaga kerja, demikian juga pengembangan kelapa sawit di Papua New Guinea, yang terkendala dengan situasi keamanan.

BACA JUGA: Cara Membuat Lahan Kelapa Sawit Kelas Tiga Mampu Berproduksi Tinggi

Sehingga posisi Indonesia sebagai produsen utama sawit dibilang masih aman. Saat ini Indonesia juga masih menggantungkan pasar sawit ke dua negara India dan China. Dimana merujuk angka dari Kementerian Pertanian produksi minyak sawit asal Indonesia tahun 2017 sekitar 37,81 juta ton, lalu PDB perkebunan tiga tahun terakhir dari 2015-2017 meningkat 5,7% dan 9% mengungguli PDB minyak, gas dan panas bumi.

Keterlibatan masyarakat tercatat kian semakin besar, utamanya di  petani dan tenaga kerja, lalu kontribusi pertumbuhan juga nampak signifikan. Namun demikian ada beberapa isu yang butuh perhatian, misalnya produktivitas sawit masih rendah, lalu kebun sawit rakyat banyak yang butuh diremajakan walaupun kehadiran BPDPKS bisa menjawab situasi ini.

“Untuk isu deforestrasi, sementara kita ditingkat internasional kerap membanggakan angka positif yang dicapai sawit, tapi ini terlihat sangat relatif, tidak ada pemberian hutan alami bagi perkebunan,” katanya.

BACA JUGA: Guna Penuhi Kebutuhan Tenaga Kerja Sektor Sawit, Malaysia Longgarkan Aturan

Sebab itu pemerintah mulai melakukan pembenahan terkait tata kelola sumber daya alam termasuk perkebunan dengan beberapa kebijakan di bidang pertanahan dan sawit, dengan menerapkan beberapa kebijakan diRedaksi Posnya, kebijakan Reforma Agraria, kebijakan Penyelesaian Tanah  dan Kawasan Hutan, kebijakan Restorasi Gambut dan kebijakan Penghimpunan Dana Kelapa Sawit. “Isu pesoalan yang ada di hulu tadi, bisa take care of dan diselesaikan, bagi Kementerian teknis terkait, ada payung hukumnya,” tandas dia. (T2)

Sumber: Majalah InhuPost Edisi Februari 2019

Dibaca : 555

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Update”, caranya klik hyperlink InhuPost-News Update, kemudian be half of. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *