BNPB: Gempa susulan di Jayapura berpengaruh pada psikologis masyarakat

featured image

Jakarta (Redaksi Pos) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa susulan yang terjadi setelah gempa magnitudo 5,4 di Jayapura, Papua, masih berpengaruh pada psikologis masyarakat.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Recordsdata, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Catastrophe Briefing diikuti di Jakarta, Senin (13/2), menyebut getaran gempa yang terjadi pada 9 Februari lebih terdistribusi di daratan disusul dengan tingginya frekuensi gempa susulan.

Rangkaian gempa yang tercatat oleh BMKG sejak tanggal 2 Januari dengan magnitudo sama yang berpusat di laut, semakin intens hingga 9 Februari berpusat di darat, menyebabkan jumlah pengungsi yang tercatat hingga 3.000 orang di tiga distrik yakni Abepura, Sentani, dan Jayapura.

“Tanggal 9 (Februari, crimson.) ada 118 gempa susulan, 46 di Redaksi Posnya dirasakan. Jadi kalau dalam satu hari kita ada 46, sebenarnya mungkin masih berpengaruh pada psikologis masyarakat sehingga pada malam hari mereka tidak terlalu merasa aman di rumah,” kata Abdul.

Baca juga: Untuk darurat gempa Jayapura, BNPB serahkan bantuan Rp1 miliar

BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp750 juta, logistik permakanan senilai Rp250 juta, dengan matras dan selimut 3.000 buah, dan tiga unit tenda.

Abdul mengatakan sejak Senin (13/2) siang, kondisi pengungsian di kantor Desa Hamadi sudah mulai kosong, yang mengindikasikan pengungsi sudah mau kembali ke rumah. Jika malam hari, pengungsian masih diisi 50-60 jiwa yang mayoritas merupakan ibu dan anak.

Hal ini dikarenakan di dekat pengungsian di Hamadi merupakan kampung nelayan. Oleh karena kepala keluarga menangkap ikan pada malam hari, para ibu merasa tidak aman jika gempa terjadi di malam hari, sehingga lebih memilih ke pengungsian agar merasa aman.

Disamping itu, para Ibu tersebut merasa anak-anak akan merasa lebih baik di pengungsian karena dapat memiliki banyak teman.

Dari data kerusakan akibat gempa, 44 rumah mengalami kerusakan langsung. Sebanyak 15 rumah rusak berat, satu rusak sedang, dan 28 rusak ringan.

Abdul mengimbau masyarakat dapat membuat konsep sistem peringatan dini gempa berbasis keluarga, dengan menumpuk kaleng bekas yang diisi batu sehingga jika kaleng tersebut jatuh akibat getaran, maka menjadi peringatan untuk segera menjauh dari bangunan.

“Kami tentu saja menghimbau kepada masyarakat, terutama yang mungkin masih merasa was-was untuk pulang ke rumah. Pada saat ini intensitas gempa susulan, kalau kita lihat sudah menurun. Jadi silakan kembali ke rumah, kalau misalkan rumah tidak ada rusak struktur,” kata dia.

Baca juga: BNPB: Pengungsi gempa Jayapura Papua bertambah 2.136 jiwa

Baca juga: BNPB fokuskan pencarian korban gempa M 5,4 Jayapura di Kafe Cirita

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor: M. Hari Atmoko

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2023

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *