InhuPost, ACEH TAMIANG – Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Tamiang bersama Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) menggelar peringatan Hari Sawit Indonesia ke-111 (1911-2022) di Halaman Upacara Tribun Kantor Bupati setempat, pada Rabu (14/12/22).
Peringatan ini sebagai momen mengenalkan dan menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu produsen sawit terbesar di dunia.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengatakan ,Aceh Tamiang merupakan Kabupaten yang menjadi tonggak sejarah pengembangan kelapa sawit komersial pertama di Indonesia tepatnya di Sungai Liput pada tanggal 18 November tahun 1911.
BACA JUGA: Uni Eropa Tetapkan Kebijakan Komoditas Nol Deforestasi, Mau Tahu Isinya Cekidot…
“Hari ini, sejenak kita melihat bagaimana Aceh Tamiang menjadi tonggak utama dalam pengembangan kelapa sawit khususnya menyelaraskan dalam aspek keberlanjutan,” tutur Bupati Mursil dalam sambutannya.
Pertumbuhan industri sawit dinilai telah membantu kemajuan daerah-daerah yang terpencil, meningkatkan perekonomian bangsa dan membantu mengentaskan kemiskinan. Ini dibuktikan dengan kecilnya angka kemiskinan di Aceh Tamiang yang hanya sebesar 12%, jauh dibawah Provinsi Aceh. Fakta ini tidak terlepas dari luasnya sawit rakyat.
Mursil juga menginformasikan bahwa Aceh Tamiang menjadi referensi/contoh dalam pemberdayaan petani kelapa sawit bagi Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia.
BACA JUGA: CPOPC Mendorong Sertifikasi ISPO dan MSPO Diakui Uni Eropa
Melalui kolaborasi multi pihak kita dapat bergotong royong untuk membangun serta mendorong sawit Indonesia tetap dalam koridor pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan industri, biasan ini memberikan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat serta mempercepat pencapaian Sustainable Model Needs (SDGs),” pungkasnya.
Mewakili Pj Gubernur Aceh, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh, A. Hanan menyampaikan saat ini keberadaan perusahaan kelapa sawit sangat dominan di Aceh, dengan complete 178 perusahaan dan luas HGU mencapai 359 ribu Ha.
Saat ini, Hanan menuturkan tercatat 140 ribu Kepala Keluarga di Aceh yang mata pencariannya bergantung di sektor sawit. Usaha kelapa sawit sungguh sangat berperan menopang kehidupan rakyat. Oleh karena itu, pengembangan usaha sawit harus diperkuat agar kontribusinya bagi daerah lebih meningkat.
BACA JUGA: Hutan di Kawasan Ekosistem Leuser Terdampak Perkebunan Sawit
“Di momentum ini, saya mengajak dunia usaha sektor kelapa sawit untuk terus mengembangkan produk bahan jadi dari minyak nabati. Jika kita mampu mengoptimalkan bahan jadi itu, nilai jual sawit pasti lebih meningkat sehingga akan mendorong kehidupan petani sawit lebih sejahtera”, ucap Hanan seperti dilansir Infopublik.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Tamiang, Safuan, selaku ketua panitia melaporkan dalam peringatan ini dilakukan penyerahan 372 sertifikat ISPO dan RSPO kepada petani.
“Penyerahan 372 sertifikat ini merupakan pertama kali dilakukan di Pulau Sumatera. Selain itu turut kami serahkan 1.500 sertifikat program remis, 3.000 Surat Tanda Daftar Budidaya (STBD) Perkebunan”, sebut Safuan.
Safuan juga mengungkapkan jumlah PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) sejak tahun 2019-2022 seluas 9.306 Ha dengan melibatkan petani sawit sebanyak 4622 orang. (T2)
Dibaca : 242
Dapatkan replace berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Update”, caranya klik link InhuPost-News Update, kemudian join. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.