COP15 diharap hasilkan langkah akhiri kehancuran keanekaragaman hayati

featured image

Jakarta (Redaksi Pos) – Pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keanekaragaman Hayati (COP15) di Montreal, Kanada, harus menghasilkan resolusi praktis bagi semua negara untuk mengadopsi langkah-langkah melindungi keanekaragaman hayati dari kehancuran, kata seorang pakar pada Selasa (13/12).

“Konferensi Para Pihak ini sangat krusial karena ini adalah konferensi yang mencoba menangani isu-isu keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Anda tahu bahwa dunia telah kehilangan banyak hewan, tumbuhan, dan spesies terkait dalam jumlah yang sangat mengkhawatirkan,” kata Morgan Katati, CEO Zambia Institute of Environmental Management, sebuah organisasi lokal yang memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan, dalam sebuah wawancara.

Sang pakar mengatakan para pemangku kepentingan berharap bahwa COP15 akan memenuhi harapan masyarakat world dengan menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengakhiri kehancuran keanekaragaman hayati di dunia.

Menurutnya, para pemangku kepentingan berharap konferensi tersebut akan menghasilkan teks hukum dan menegosiasikan kekuatan untuk memastikan bahwa dunia berada di jalur yang benar untuk menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati, yang kini sedang terjadi dengan laju yang mengkhawatirkan.

Katati mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan risiko pengganda yang berdampak terhadap fauna dan plant life serta sedang membawa dampak terhadap pengelolaan margasatwa.

Dia menambahkan bahwa konferensi tersebut harus menghasilkan resolusi yang akan menangani perluasan populasi manusia dan pengaruhnya terhadap keanekaragaman hayati.

Katati mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pendanaan untuk perlindungan keanekaragaman hayati tidak sekuat mekanisme pendanaan untuk perubahan iklim.

Meski mengakui keberadaan mekanisme pendanaan untuk perlindungan keanekaragaman hayati, seperti Biological Finance dan Worldwide Environmental Facility, pakar tersebut menuturkan bahwa dana yang tersedia tidak memadai karena upaya pelestarian keanekaragaman hayati tergolong mahal dan membutuhkan dana dalam jumlah besar.

“Upaya pelestarian sangatlah mahal, apalagi jika berkaitan dengan restorasi spesies alam dan lingkungan. Itu tidak mudah, dan membutuhkan investasi skala besar,” imbuhnya. 

Pewarta: Xinhua

Editor: Desi Purnamawati

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2022

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *