Pemerintah Perlu Serius Menata Sawit Rakyat – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, PALEMBANG – Dari sebelum pandemi covid-19 muncul sampai saat ini, diungkapkan Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, kendala yang kerap dihadapi petani kelapa sawit masih saja tidak berubah.

“Kendala yang dihadapi petani sampai saat ini tidak ada perbedaan yang mencolok, masih seputar legalitas lahan, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit, dan sejumlah kendala lainnya,” katanya saat menjadi salah satu pembicara pada acara Indonesian Palm Oil Smallholders Conferences & Expo yang kedua tahun 2022 (2nd IPOSC & Expo 2022), yang dihadiri InhuPost di Palembang, Selasa (29/11/2022).

Darto pun mempertanyakan bagaimana jawaban negara atas masih munculnya beragam kendala yang dihadapi petani kelapa sawit. Sebab itu kedepan kata dia, pemerintah mesti membuat kebijakan yang tidak terlalu menghambat petani sawit.

BACA JUGA: Sertifikasi RSPO, Masif Libatkan Lahan Petani Kelapa Sawit

Sementara terkait akses pasar, kata Darto, sejatinya pasar minyak sawit masih terbuka lebar, kendati ada syarat keberlanjutan namun semua itu bisa dilakukan apalagi negara konsumen minyak sawit bersedia membantu petani kelapa sawit dalam upaya menerapkan praktik sawit berkelanjutan, salah satunya ketelusuran buah sawit petani.

“Saya sangat menghargai upaya bantuan tersebut termasuk membuka akses pasar secara langsung, dari para konsumen minyak sawit untuk petani. Apalagi mereka tidak mensyaratkan secara spesifik ISPO atau RSPO yang dimintab hanya buah sawit petani jelas asal usulnya,” ungkap Darto.

Sebab itu kedepan, setiap asosiasi petani yang tergabung dalam Perkumpulan Dialogue board Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI), bisa mendorong anggotanya untuk mengidentifikasi seluruh anggota petani sawitnya supaya jelas jumlah dan lokasi petaninya. “Supaya kita memiliki anggota petani sawitr yang jelas, jangan hanya sekadatr mengklaim saja,” tandas Darto.

BACA JUGA: IPOSC Resmi Dibuka Wakil Gubernur Sumsel, Perlu Keseimbangan Harga Sawit

Sementara diungkapkan Anggota DPR-RI Komisi IV, Riezky Aprilia, wakil rakyat membutuhkan rekomendasi yang tepat mengenai kendala-kendala yang dihadapi petani kelapa sawit saat ini, sehingga tatkala disampaikan ke rapat sidang DPR atau pemerintah bisa menjadi acuan yang fantastic. “Jadi saya dianggap tidak asal ngomong, tapi ada sumbernya yang berasal dari petani,” katanya.

Saat ini diakui Riezky, banyak petani karet di Sumatera Selatan mulai tergiur untuk membudidayakan kelapa sawit, lRedaksi Posn harga sawit dianggap cukup tinggi dibandingkan karet, namun dirinya khawatir bila tidak ada kebijakan yang tepat mengenai harga, tatkala petani itu telah mengkonversi karetnya menjadi sawit justru harga sawit malah melorot.

“Sebab itu saya harapkan pemerintah bisa komit dan konsisten dalam upaya pengembangan sawit rakyat, sebab itu rekomendasi dari lapangan sangat dibutuhkan guna membuat kebijakan yang tepat bagi petani sawit,” katanya. (T2)

Dibaca : 2

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Update”, caranya klik link InhuPost-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *