Kendala Petani Masih Berjibun, Konferensi Petani Sawit (IPOSC) Bisa Jadi Ajang Mencari Solusi – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Setelah melakukan Discussion board Neighborhood Diskusi tentang program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Sarana dan Prasarana (Sarpras) dan Pengembangan SDM di 10 provinsi, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Perjuangn memperoleh kesimpulan bahwa perusahaan mitra lama harus dilibatkan kembali dalam pengambilan info immoral PSR. Mereka mestinya memiliki info immoral lahan mana saja yang menjadi mitra mereka. Lantas perusahaan mitra ini bisa dilibatkan sebagai avalis.

Diungkapkan Sekjen Apkasindo Perjuangan, Sulaiman HA Loeloe, asosiasi petani juga harus dilibatkan sebagai pendamping, dengan catatan asosiasi petani ini telah memiliki pengurus hingga di daerah. “Sayangnya selama ini asosiasi tidak dilibatkan dalam proses PSR,” kata Sulaiman dalam keeterangannya kepada InhuPost, belum lama ini.

Lantas mengenai perkebunan kelapa sawit milik petani yang berada dalam kawasan hutan sebaiknya dilepaskan saja tanpa proses yang berbelit-belit. Apalagi banyak kebun ini sudah berseritfikat, berarti punya landasan hukum yang kuat.

BACA JUGA: Komisi XI DPR RI: Lambatnya Program Peremajaan Sawit Rakyat Jadi PR Bersama

“Pemerintah sebaiknya dalam membuat berbagai syarat pelepasan, konsentrasi saja mencari solusi bagi lahan perusahaan yang luas. Lahan petani di kawasan hutan tidak terlalu besar sehingga sebaiknya dilepas saja,”ungkap Sulaiman.

Ketersediaan benih sawit unggul juga menjadi masalah, termasuk ketersediaan pupuk dan pestisida, apalagi sekarang pupuk langka dan mahal. Karena itu koperasi asosiasi harus bekerjasama dengan distrbutor pupuk dan pestisida untuk menjamin ketersediaan bagi petani. Petani peserta PSR harus menerapkan GAP sehingga pupuk dan pestisida harus tersedia ketika diperlukan.

Penetapan harga Tandan Buah Segar  (TBS) sawit oleh disbun juga masih menjadi masalah, terutama perhitungan indeks K. Perlu ada pelatihan khusus perhitungan indeks K ini bagi asosiasi, terutama untuk setiap provinsi ada 3-5 petani. “Tujuannya petani yang mewakili dalam rapat punya perhitungan yang tepat sehingga harganya bisa maksimal juga,” katanya.

BACA JUGA: Disbun Jambi Sediakan 200 Ribu Bibit Sawit Subsidi Untuk Peremajaan Sawit Rakyat

Sebab itu Sulaiman mendukung penuh pelaksanaan Indonesian Palm Oil Smallholders Conferences & Expo yang kedua tahun 2022 (2nd IPOSC & Expo 2022) di Palembang, Sumatera Selatan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Discussion board Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI), pada 29-30 November 2022 mendatang.

Harapan Sulaiman, acara akan menjadi forum yang tepat untuk mendiskusikan masalah-masalah petani sampai pada kebijakan pemerintah tentang kelapa sawit termasuk memperbaiki berbagai kebijakan yang belum memihak petani sawit. (T2)

Dibaca : 486

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Update”, caranya klik link InhuPost-News Update, kemudian be half of. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *