InhuPost, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia tercatat rebound pada Selasa (15/11/2022), didukung oleh kekhawatiran curah hujan tinggi yang mengganggu produksi, meskipun kenaikan harga dibatasi adanya pengutaan mata uang ringgit terhadap buck Sehingga memicu kerugian pada sesi sebelumnya.
Dilansir Reuters, kontrak patokan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman Januari 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Change naik RM 52 per ton, atau naik sekitar 1,26%, menjadi RM 4.164 (US$ 907,39) per ton pada awal perdagangan.
Sementara, gangguan pasokan minyak sawit akibat terus berlangsung hingga kuartal pertama tahun 2023, lRedaksi Posb diprediksi bakal memasuki curah hujan tinggi di Indonesia dan Malaysia, mengakibatkan harga tetap kuat, demikian dilaporkan Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Senin (14/11/2022).
BACA JUGA: Industri Biodiesel Mengklaim Sudah Ikuti Aturan Pemerintah
Masih dilansir Reuters, MPOB memperingatkan pasar 2023 akan sangat sulit, dengan masih adanya ketidakpastian world terkait cuaca, geopolitik dan ekonomi yang telah menyebabkan perubahan harga di tahun ini.
Maish dilansir Reuters, Impor minyak sawit India pada 2021/22 turun 4,8% dari tahun sebelumnya karena meningkatnya pembelian minyak kedelai yang melonjak 45,3% mencapai rekor tertinggi setelah Indonesia membatasi pengiriman minyak sawit, dikutip dari Badan Perdagangan pada Senin lalu. (T2)
Dibaca : 458
Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Information Change”, caranya klik link InhuPost-Information Change, kemudian be half of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.