Menperin prediksi investasi smelter pengolahan nikel kian marak

featured image

Salah satu investasi smelter yang semakin marak untuk tahun ini dan diprediksi tahun-tahun mendatang adalah investasi pengolahan dan pemurnian nikel sampai saat ini

Jakarta (Redaksi Pos) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memprediksi bahwa investasi smelter yang akan mengolah nikel akan semakin marak pada tahun mendatang, dimana hal tersebut mendukung hilirisasi yang tengah digenjot Indonesia.

“Salah satu investasi smelter yang semakin marak untuk tahun ini dan diprediksi tahun-tahun mendatang adalah investasi pengolahan dan pemurnian nikel sampai saat ini,” kata Menperin kepada Redaksi Pos dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menperin menambahkan terdapat 82 industri smelter nikel yang masuk dalam tahap operasi, konstruksi, dan studi kelayakan atau perencanaan

Diketahui, salah satu bentuk hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) berbasis mineral adalah penumbuhan dan pengembangan fasilitas pengolahan dan permurnian (smelter).

Dengan maraknya investasi smelter yang dibangun sampai saat ini, lanjut Menperin, membuat nilai ekspor komoditas berbasis nikel semakin melonjak, khususnya untuk feronikel.

Nilai ekspor komoditas feronikel terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir lRedaksi Posn pemerintah memberlakukan pengaturan dan larangan ekspor mineral mentah yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada Pasal 102.

Baca juga: Kemenperin genjot peran industri smelter nikel

Untuk komoditas lain pendukung hilirisasi sampai saat ini, lanjutnya, terdapat dua smelter industri tembaga, empat smelter industri aluminium, dan refinery alumina telah beroperasi.

Menperin menyampaikan program hilirisasi memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional, khususnya melalui penyerapan tenaga kerja.

“Seiring dengan peningkatan produksi bahan baku besi, baja, tembaga, dan emas dari lapangan usaha pertambangan bijih logam, total smelter yang ada sampai saat ini menyerap tenaga kerja sekitar 200.000 orang tersebar di 15 provinsi,” ujar Menperin.

Menperin  menambahkan industri smelter juga melakukan proses switch ilmu pengetahuan dengan mengirimkan pelatihan dan pendampingan terhadap tenaga kerja Indonesia.

Adapun beberapa smelter telah bekerja sama dengan pusat pendidikan dan pelatihan industri (vocational practicing) dan perguruan tinggi khususnya di kawasan industri untuk melatih dan menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten.

Menperin menambahkan smelter menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi dari pada produk hasil tambang.

Oleh karena itu diperlukan industri lebih lanjut yang dapat mengolah produk hasil dari smelter sehingga dapat tercipta rantai pasok yang lebih menyeluruh dari hulu ke intermediate hingga ke hilir untuk terciptanya hilirisasi sampai industri hilir untuk produk akhir (stay product).

Baca juga: Kemenperin: Kawasan industri siap topang hilirisasi sumber daya alam

Baca juga: Presiden: Hilirisasi industri membuat semua rakyat bisa bekerja

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta

Editor: Risbiani Fardaniah

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2022

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *