Masyarakat hukum adat dilibatkan dalam kemitraan konservasi

featured image

Jakarta (Redaksi Pos) – Ketua Bidang III Indonesia’s FoLU Bag Sink 2030 Wiratno mengatakan masyarakat dilibatkan dalam kemitraan konservasi demi mendukung tercapai penyerapan bersih emisi gasoline rumah kaca sektor kehutanan dan penggunaan lahan termasuk masyarakat hukum adat.

Dalam podcast Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara virtual di Jakarta, Jumat, Wiratno mengatakan strategi yang digunakan untuk 27,14 juta hektare kawasan konservasi di Indonesia adalah melibatkan masyarakat.

Baca juga: Wamen LHK pastikan upaya tingkatkan akses masyarakat kelola hutan

“Di kawasan seluas itu ada desa penyangga yang jumlahnya sebanyak 6.474 desa, itu records 2018. Jumlah jiwa menurut BPS pada 2018 mencapai 16 juta jiwa. Jadi yang langsung punya kepentingan dan terdampak dari pengelolaan kawasan konservasi,” katanya.

“Oleh karena itu kita punya strategi untuk melibatkan masyarakat yang pada umumnya petani, juga ada masyarakat hukum adat di dalamnya, itu dalam upaya kemitraan konservasi,” kata Wiratno.

Menurut dia, kemitraan konservasi itu dapat dilakukan di zona tradisional dan zona rehabilitasi. Masyarakat dapat memperoleh akses untuk pemanfaatan sambil tetap menjaga dan berpartisipasi dalam upaya konservasi.

Baca juga: AMAN minta pemerintah melibatkan masyarakat kelola Geopark Meratus

“Masyarakat juga dapat membantu dalam proses rehabilitasi dan restorasi kawasan konservasi yang terdegradasi melalui agroforestri, yang mengizinkan mereka memanfaatkan hutan lewat hasil hutan bukan kayu,” katanya.

Hal itu, kata dia, merupakan salah satu upaya mendukung pencapaian penyerapan bersih emisi gasoline rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau FoLU Bag Sink yang ingin dicapai Indonesia pada 2030.

“Jadi nyambung sebetulnya dengan program FoLU di kawasan konservasi. Itu strategi yang kita lakukan,” tuturnya.

Baca juga: Menteri LHK: Perhutanan Sosial beri keadilan bagi warga sekitar hutan

Wiratno menjelaskan bahwa sampai saat ini terdapat hampir 235 ribu hektare luasan kemitraan konservasi.

“Intinya mereka kemudian mengembangkan agroforestri dan turut menjaga,” kata Wiratno.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor: Bambang Sutopo Hadi

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2022

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *