Cara Menghitung Estimasi Produksi Kelapa Sawit

featured image

InhuPost, JAKARTA – Melakukan estimasi produksi telah menjadi pekerjaan rutin di perkebunan kelapa sawit, apalagi kegiatan ini berkaitan dengan faktor lainnya yang bersinggungan dengan proses budidaya. Estimasi produksi harus dilalukan dengan tepat dan jangan sampai pernah luput.

Belum lama  ini muncul pertanyaan dalam timeline disalah satu media sosial favorit masyarakat, berikut pertanyaannya, “Bagaimana cara menghitung potensi produksi”. Sekilas pertanyaan tersebut demikian sederhana, padahal sejatinya tidak demikian, lRedaksi Posn jawaban dari pertayaan tersebut butuh pemaparan yang mendalam, sebab harus mentabulasikan berbagai faktor, yang diRedaksi Posnya faktor iklim, berkaitan dengan utamanya curah hujan, termasuk faktor penyinaran matahari, dan faktor tanah terkait dengan kedalaman solum, kemiringan lereng, tekstur dan lain sebagainya.

BACA JUGA: TBS Sawit Hasil Program PSR Tak Diserap Pabrik, Akhirnya Jual Ke Tengkulak

Supaya pembahasannya tidak berat dan melebar luas, maka pertanyaan itu akan dipersempit dan dibatasi bukan lagi “menghitung potensi produksi” melainkan “Bagaimana cara menghitung estimasi produksi”, sebab berdasarkan pandangan penulis, guna menghitung potensi produksi bukan diskusi yang mudah dan bukan konsumsi para agronomis atau pekerja di lapangan, melainkan bakal menjadi konsumsi para pengambil keputusan (manajemen). Sebab itu pembahasan artikel ini hanya akan dibatasi pada pembahasan estimasi produksi.

Nah, mari kita bahas, sekalipun menurut penulis bagian ini adalah banyak berkaitan dengan perhitungan matematika belaka, namun demikan beberapa teori dan teknisnya mesti pula dipahami.

BACA JUGA: Produksi TBS Sawit Dharma Satya NusRedaksi Pos Diprediksi Meningkat Lebih dari 10%

Untuk awalan yang mesti diketahui dan angkanya harus pasti ialah:

Jumlah pokok produktif dalam satu blok, tidak termasuk sisipan dan pokok ordinary. Didapatkan dari hasil sensus pokok yang biasanya digunakan dalam grasp files atau files unsuitable. Berat Janjang Rata-rata (BJR), didapatkan dari complete berat janjang dibagi jumlah janjang, misalnya complete berat janjang 4000 kg dengan jumlah janjang 200 janjang maka BJR nya adalah 20 kg. Dalam perhitungan estimasi bulan berikutnya menggunakan BJR bulan sebelumnya. Jumlah Pokok Sampel, yakni jumlah semua pokok produktif pada barisan sampel yang telah ditentukan, misalnya baris sampel dimulai dari baris ke 3 dengan kelipatan setiap 20 baris dimana pada setiap baris terdapat 27 pokok sampel dan dalam satu blok terdapat 126 baris sehingga jumlah baris sampel adalah 7 baris, maka jumlah pokok sampel adalah 7 x 27 pokok = 189 pokok Jumlah Tandan Sampel, yakni jumlah semua tandan mulai dari buah kopi sampai buah matang panen pada pokok sampel yang telah ditentukan. Sangat penting: untuk sensus 4 bulanan sebaiknya dilakukan setelah panen terakhir pada blok yang disensus, jika masih ada rotasi panen berikutnya maka buah yang sudah membrondol tidak dihitung karena akan dipanen pada rotasi selanjutnya. Dalam konteks ini kita umpamakan terdapat 945 janjang. Janjang per Pokok, yakni jumlah semua janjang yang dihitung dibagi dengan jumlah pokok sampel, dari penjelasan di atas 945 : 189 = 5 janjang per pokok. Buah kopi, yakni janjang yang paling muda (seperti biji kopi) yang dihitung sebagai sampel. Lihat gambar. Bunga cengkeh, masih berbentuk bunga sehingga tidak masuk dalam hitungan sensus produksi 4 bulanan. Bunga ini masih berpeluang untuk aborsi, maka perlakukanlah dia dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Buah merah (ini sedikit sulit sebab ada buah yang tidak merah) yakni buah mengkal yang dalam waktu dekat siap panen. Bunga betina reseptif, yakni bunga yang siap untuk diserbuki yang sangat menggoda bagi kumbang penyerbuk. Untuk sensus 6 bulan atau semester bunga ini dan point no 9 masuk dalam hitungan. Distribusi produksi, yakni perkiraan distribusi produksi setiap bulannya yang diambil dari rata-rata persentase produksi per bulan secara aktual selama 5 tahun terakhir atau minal 3 tahun terakhir. Jika tidak ada datanya boleh lirik tetangga sebelah (semoga tetangga mau berbagi) atau cari di literatur juga boleh dari pada tidak punya dasar sama sekali. Selanjutnya akan sangat baik jika pengalaman dan naluri planters dikombinasikan dengan angka distribusi. Sebaiknya jangan berpedoman mutlak pada angka distribusi. Sebab setiap pemanen saja paham dan tahu benar kapan waktu akan panen puncak.

Penulis : Marlon Sitanggang /Head Agronomy PT Union Sampoerna Triputra Persada

Lebih lengkap baca Majalah InhuPost Edisi Juni 2018

Post Views: 707

Dapatkan replace berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Records Update”, caranya klik hyperlink InhuPost-Records Update, kemudian be half of. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *